Dhapur singa-lembu yang memiliki figur kecil singa dan
banteng di pangkalannya (bentuk singa dan bilah banteng) mengacu pada Tantri
Kamandaka, serangkaian dongeng moral berdasarkan pada Pancatantra India dan
Tantropakhyana. Ditulis pada abad 14 "selama kerajaan Jawa Majapahit,
versi Bali muncul pada abad 16". Raja singa Candapinggala, melambangkan
kekuatan politik, dan banteng Nandaka, yang mewakili otoritas agama, menjadi
teman.
Keris dengan Dhapur Singa - Lembu ini, yang memiliki figur
kecil singa dan banteng di pangkalannya, dapat menjadikan pemiliknya pemimpin
spiritual dan pelindung kharismatik rakyat. Hanya orang kerajaan atau pejuang
aristokrat di masa lalu yang bisa memiliki belati seperti itu.
Pamor Junjung Drajat
KERIS DENGAN PAMOR Junjung Drajat cocok dimiliki oleh
orang-orang yang bekerja di instansi pemerintahan maupun swasta karena tuahnya
diyakini mampu menaikkan wibawa dan charisma pemiliknya, sehingga pemilik keris
tersebut akan cepat naik pangkat dan kariernya menanjak dengan cepat.
Sedangkan jika keris dengan pamor Junjung Drajat dimiliki
oleh seorang pengusaha atau orang yang memiliki usaha sendiri, tuah pamor ini
akan membantu pemiliknya dalam menjalankan usahanya menjadi lebih besar dan
maju, sehingga rejeki akan melimpah dan derajat/status social pemiliknya di
masyarakat akan terangkat.
Artinya, baik orang yang berprofesi sebagai pegawai atau
pengusaha, cocok untuk memiliki keris dengan pamor Junjung Drajat.